BALAPAN LIAR ANAK MUDA
23 Jul
Malam minggu merupakan ajang berkumpulnya komunitas anak – anak muda, mereka datang dari segala penjuru , mereka tak hanya duduk, ngobrol dan menikmati camilan malam , tetapi berkumpul untuk menikmati rekan mereka yang berpacu dengan waktu dalam adu kecepatan sepeda motornya di Jalan Raya. Ini bukanlah sebuah ajang balapan motor di sirkuit, melainkan sebuah ajang balapan Liar di Jl. Ngurah Rai , tepatnya depan Hardys Negara.
Keramaian aksi balapan liar ini dimulai dari pukul 22.00 s/d 24.00 wita, ajang balapan liar ini diramaikan juga oleh penonton dan para pedangan makanan yang mencari celah keuntungan dimalam hari. Untuk menjadi seorang Pembalap mereka seharusnya memiliki ketrampilan maupun keselamatan yang memadai, namun di ajang balapan seperti ini ketrampilan menjadi urutan kedua setelah keberanian. Keberanian dalam hal menarik gas kendaraannya, supaya mampu melaju kencang dengan jarak 200 – 300 meter, sepeda motornya pun dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tidak sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan.
Aksi balapan liar ini, sering membuat masyarakat pengguna jalan lainnya merasa terganggung, sehingga mereka sering memutar haluan hanya untuk menghindari keramaian yang dibuat oleh anak – anak muda, disamping pengguna jalan, masyarakat yang berada disekitar areal balapan ini sering merasa terganggu dengan deru mesin para pembalap liar ini, dan karena merasa sangat kesal mereka sering mengeluhkan :
Dimana Pak Polisinya ? “, “Kenapa hal ini dibiarkan saja ?” , dalam hal ini memang Polisilah yang senantiasa disudutkan terutama sekali Polisi Lalu Lintas. Menyikapi aksi Balapan liar ini, Polisi terutama Polisi Lalu Lintas sudah mengambil bagian dengan melaksanakan Patroli yang sering dijadikan sebagai balapan Liar, namun para Pelaku ini adalah anak – anak muda, yang mana mereka mempunyai nalar dan pengetahuan, sehingga tiap kali Polisi melakukan patroli, mereka tidak melaksanakan aksinya, bahkan mereka sering berubah lokasi dalam melaksanakan kegiatannya, hal ini juga yang menjadi kendali dalam pencegahan aksi ini.
Pak Polisinya kurang tegas, coba cegat saja mereka !!! Hal inilah yang paling – paling sulit dan berat untuk dilakukan, memang kalau Polisi dalam hal ini Polisi Lalu Lintas bertindak dengan tegas seperti misalnya melakukan pencegatan yang mana pada akhirnya berbuntut Pengejaran terhadap pelaku balapan liar bisa – bisa saja sesuai dengan tugas dan kewenanganya, namun jika terjadi dampak dan akibat dari pengejeran itu apakah masyarakat mau mendukung Polisi ?, dan apakah tidak menyalahkan Polisi lagi ? Maksudnya disini adalah , pada saat Polisi melakukan pencegatan sudah pasti para pelaku Balapan ini tidak mau berhenti, bahkan sering mereka membahayakan petugas dengan ngebut dan tidak mau mengurangi kecepatan, dengan demikian sudah tentu pula Polisi mengejer Pelaku ini, pada saat Pengejaran berlangsung, Pelaku balapan liar ini terjatuh dan terjadi kecelakaan, bagaimana tanggapan masyarakat ? pasti mereka bilang dia jatuh dikejar Polisi, nah disini Polisi kembali disudutkan.
Kenapa mereka tidak dibuatkan arena balapan aja ? biar tidak turun dijalan. Mungkin keluhan masyarakat seperti ini sangat bagus, yang mana mereka dibuatkan suatu arena balapan seperti misalnya di Jalan Belakang Kantor Bupati Jembrana dengan harapan mereka tidak mengganggu pengguna jalan dan masyarakat lain, tapi apakah ini efektif ?. Pada dasarnya para pelaku balapan liar ini, adalah bersifat pribadi bukan suatu kelompok atau organisasi yang dibiayai oleh sponsor, sehingga mereka tidak memilik dana, bengkel dan arena latihan,namun mereka membiayai dirinya sendiri, sehingga kecendrungan mereka mencari bengkel sendiri dan melaksanakan latihan sendiri – sendiri sebelum mereka turun ke arena, pada saat mereka melaksanakan latihan sudah tentu mereka menggunakan Jalan Raya sebagai sarana, Apakah hal ini nantinya tidak mengganggu pengguna jalan lainnya? dan apakah nantinya tidak akan menimbulkan suatu kecelakaan ?
Dari beberapa uraian diatas dapat digambarkan bahwa mencegah dan memerangi pelaku Balapan liar tidak bertumpu pada Aparat Kepolisian saja, disini sangat diperlukan semua pihak, seperti misalnya Orang tua, guru – guru sekolah, dan Aparat Desa, Para orang tua senantiasa memberikan pencerahan dan bimbingan terhadap anaknya, para Guru tidak pernah mengenal kata bosan meminta Aparat kepolisian untuk hadir disekolah dalam rangka memberikan penerangan – penerangan tentang tertib berlalu lintas, Aparat Desa dalam setiap kegiatan pertemuan harus mau menyampaikan tentang dampak dari suatu balapan liar. Aparat Kepolisian Polres Jembrana tidak bakalan mampu untuk melaksanakan tugasnya secara maksimal dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban dimasyarakat tanpa adanya dukungan dan peran serta masyarakat itu sendiri, disini sangat diperlukan Jiwa dan Rasa memiliki keamanan dan ketertiban itu sendiri oleh semua pihak , sehingga dengan demikian Kegiatan dan aksi balapan liar ini bisa kita cegah dengan saling bergandengan tangan antara semua pihak, demi keamanan dan kenyamanan kita semua
Balap liar
Read User's Comments0
Langganan:
Postingan (Atom)